NASA

Gambar diambil dari Reddit 


————————————  


MC (singkatan dari Membantah Cocoklogi, bukan Master of Ceremony, Member of Congress, maupun Main Character) adalah sebuah seri artikel di mana saya (Yonaso) selaku penulis / kontributor membantah cocoklogi-cocoklogi yang tidak berdasar maupun memiliki dasar lemah secara logika dan keilmuan.


————————————  


"Kata 'to deceive' dalam bahasa Ibrani adalah 'nasa,' jadi NASA berarti 'to deceive'. Ini membuktikan kalau NASA adalah penipu."


Sudah berapa kali anda menemui klaim di atas? Apakah baru satu-dua kali atau sudah berkali-kali? Jika anda memilih opsi kedua sebagai jawaban, maka anda sama dengan saya. Biasanya, kalangan mana yang melontarkan klaim tersebut? Ya, benar! Para pendukung flat earth theory serta para penolak moonlanding. Tujuan mereka tak lain dan tak bukan adalah menjatuhkan kredibilitas badan antariksa nasional Amerika Serikat, yakni National Aeronautics and Space Administration (NASA). Apa kesan awal anda terhadap klaim ini? Apakah terlihat meyakinkan dan valid? Harus saya akui, jika dilihat sekilas klaim ini memang terlihat meyakinkan dan valid. Namun, apa benar? Salah satu cara paling efektif untuk menilai suatu klaim adalah mengujinya secara logis, jadi mari kita lakukan itu. Saya akan memulai proses pengujian dengan menilik bagaimana logika dalam klaim ini bekerja.


Premis: Bahasa Ibrani dari 'to deceive' ialah 'nasa.'


Kesimpulan: Semua penggunaan kata 'nasa' termasuk dalam akronim NASA pasti merujuk pada 'to deceive.'


Nampak jelas bahwa logika yang diterapkan pada klaim ini adalah A <---> B, atau jika A adalah B maka B pasti adalah A. Sebenarnya logika ini bisa berlaku secara valid di beberapa kasus, tetapi tidak bisa berlaku secara valid di semua kasus. Ini adalah salah satu pelajaran paling dasar dari filsafat ilmu dan logika.


Barangkali anda sedang berpikir: "Ah, masa' iya? Mana buktinya?" Karena hanya berkata-kata tanpa bukti sama saja dengan omong kosong, mari kita terapkan logika ini pada suatu contoh kasus.


Katakanlah saya pernah mendapat kabar bahwa toko saya kebakaran. Saya sempat menolaknya dan menganggapnya sebagai berita bohong, tapi setelah memastikannya saya menyadari kebenaran berita tersebut. Dari situ saya belajar bahwa kenyataan itu pahit. Lalu, dua tahun kemudian saya mendapat telepon dari orang asing. Dia mengaku telah menculik anak saya dan meminta uang tebusan sebesar Rp 20.000.000. Dia juga memperdengarkan suara anak saya yang meminta tolong. Karena saya berpikir bahwa 'kenyataan itu pahit' bermakna 'sesuatu yang pahit pasti adalah kenyataan,' tanpa meminta bukti lanjutan saya langsung membayar tebusan yang diminta. Padahal, sebenarnya yang meminta tolong adalah teman si penelepon yang memakai alat pengubah suara dan mengetahui suara serta cara bicara anak saya dari telepon tanpa suara.


Betapa beruntungnya kedua penipu tersebut. Tanpa perlu repot-repot menculik, mereka bisa dapat uang Rp 20.000.000. Kalaupun tertangkap, berdasarkan pasal 378 KUHP serta pasal 492 Undang-Undang No. 1 Tahun 2023 tentang KUHP mereka hanya akan dipenjara paling lama 4 tahun (Auli, 2023). Contoh kasus ini—meskipun bersifat fiktif—menunjukkan secara jelas bahayanya menerapkan logika A <---> B pada seluruh kasus.


Barangkali anda sedang berpikir: "Ah, tetap saja. Bukankah bisa jadi kasus 'NASA = to deceive' adalah salah satu kasus di mana logika tersebut dapat diterapkan secara valid?" Di sinilah bantahan secara logis berikutnya 'naik ke atas panggung.'


WorldData (n. d.) mencatat bahwa saat ini dunia memiliki sekitar 9 juta penutur bahasa Ibrani. Dari sekian banyak orang itu, hanya sekitar 67,2%-nya (sekitar 6.238.000 orang) yang merupakan penutur bahasa Ibrani asli—atau dengan kata lain, orang Yahudi—. Selain itu, hanya sekitar 63,1% (sekitar 6.031.000 orang) dari 67,2% penutur asli itu yang tinggal di Israel.


Jikalau pembuat cocoklogi ingin mengaitkan akronim NASA dengan teori konspirasi 'Yahudi mencoba menguasai dunia melalui zionisme,' mengapa para orang Yahudi di Israel dan Palestina yang kontra-zionisme tidak menyadarinya lebih dulu? Jikalau pembuat cocoklogi ingin mengaitkannya dengan teori konspirasi 'semua orang Yahudi adalah orang jahat yang berusaha menguasai dunia,' mengapa para penutur bahasa Ibrani yang tidak berasal dari ras Yahudi dan tidak memiliki hubungan baik dengan ras Yahudi tidak menyadarinya lebih dulu? Justru yang menyadari soal ini adalah orang-orang yang tidak menguasai bahasa Ibrani. Apa buktinya kalau mereka tidak menguasai bahasa Ibrani? Saya akan menjelaskannya lebih lanjut di bagian kedua dari artikel ini.


Ada sebuah argumen menarik dari salah seorang pembuat cocoklogi yang saya temui di Quora, Wens Ro. Beliau berargumen: "Jika anda baru saja mencuri sebuah mobil, di mana anda akan menaruh mobil itu untuk dipakai kemudian? Jika jawaban anda adalah di depan kantor polisi, maka anda benar. Tidak akan ada seorangpun yang berpikir untuk mencari ke sana."


Argumen bahwa para konspirator yang memberi nama NASA menggunakan trik psikologi terbalik ini terlihat menarik dan sekilas meyakinkan. Namun, apakah argumen tersebut kuat? Demi mengujinya, mari kita ikuti permainan beliau dengan menggunakan perumpamaan yang sama.


Entah apa jawaban anda, tapi saya jelas tidak akan menaruh mobil hasil curian di depan kantor polisi, melainkan di sebuah tempat yang sepi, minim penerangan, relatif sulit diakses, dan banyak mobilnya. Apakah anda memikirkan hal yang sama dengan saya? Kita coba katakan bersama-sama. Satu..., dua..., tiga.... Ya, kuburan mobil besar!!


Lho? Mengapa kuburan mobil? Ada tiga alasan:


  1. Jika trik psikologi terbalik gagal dan pemilik mobil tetap mencari ke sekitar setiap kantor polisi di kota untuk berjaga-jaga, dia akan dengan mudah menemukan mobilnya. Jumlah kantor polisi bervariasi tergantung pada kotanya, tapi pasti kantor polisi lebih mudah diakses serta memiliki alamat yang lebih jelas dan lengkap daripada kuburan mobil.
  2. Jika pemilik mobil secara kebetulan memilih pergi ke kantor polisi tempat saya menaruh mobil curian untuk melaporkan kehilangan, besar kemungkinan dia akan menemui mobilnya di sana serta mengenalinya melalui plat nomor. Kalaupun nomor di platnya dihapus atau ditimpa pakai tempelan, jelas si pemilik akan curiga. Selain itu, jelas saya tidak punya waktu untuk mengganti plat nomor tanpa dicurigai.
  3. Jalan di depan kantor polisi pasti selalu terang, ramai, dan diawasi oleh anggota satuan kepolisian. Sekalipun mereka semua berpikir tidak mungkin ada orang yang menaruh mobil hasil curian di depan kantor polisi, pasti mereka setidaknya akan agak curiga begitu melihat saya keluar dari mobil dengan pakaian tertutup atau dengan sekujur tubuh yang basah oleh keringat dan sorot mata mirip rusa yang sedang dikejar oleh singa.


Mari kita bandingkan risikonya dengan risiko jika saya menaruh mobil hasil curian di kuburan mobil besar:


  1. Jika si pemilik mencari ke kuburan mobil besar tempat saya menyimpan mobil hasil curian, tentu dia akan butuh waktu lama untuk menemukan mobilnya. Seperti yang sudah saya katakan, akses ke kuburan mobil lebih sulit daripada akses ke kantor polisi. Lagipula, jumlah mobil di kuburan mobil bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Bukankah mencari mobil curian tersebut akan terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami? Terlebih lagi jika saya melancarkan aksi di negara yang mempunyai banyak kuburan mobil—misalnya Jepang, Amerika Serikat, Dubai, atau China—. Tentu si pemilik akan lebih kerepotan lagi.
  2. Kecil kemungkinan si pemilik tanpa sengaja menemukan mobilnya di kuburan mobil besar. Memangnya ada orang yang setelah mengetahui mobilnya dicuri malah melapor ke hantu di kuburan mobil?
  3. Kuburan mobil biasanya sepi dan minim penerangan. Dengan demikian, saya tidak perlu khawatir akan ada orang yang kebetulan lewat dan melihat saya keluar dari mobil hasil curian dengan sorot mata panik serta tubuh dibanjiri keringat.


Oke. Sebelum kecurigaan tumbuh subur di benak anda, saya rasa lebih baik saya memberi klarifikasi. Saya memang pernah menulis novel online ber-subgenre fiksi detektif dan merupakan penggemar franchise detektif seperti Detektif Conan, Q. E. D., dan Sherlock Holmes. Namun, saya tidak pernah mencuri mobil. Saya juga tidak bermaksud mengizinkan maupun menyuruh anda untuk menyembunyikan mobil hasil curian dengan trik yang telah saya jelaskan di atas. Penjelasan tersebut bertujuan membuktikan bahwa jalan di depan kantor polisi bukanlah tempat terbaik untuk menyembunyikan mobil hasil curian.


Kembali ke topik. Sudah cukup kita membahas perumpamaan. Sekarang saya akan menguji strategi ini pada situasi aslinya, yakni situasi di mana para konspirator di dalam NASA menamai badan antariksa mereka 'nasa' atau 'to deceive' demi menggunakan trik psikologi terbalik. Apabila trik ini bekerja, kita akan percaya pada NASA, tapi tanpa bukti selain 'tidak mungkin para konspirator sebodoh itu sampai sengaja menamai badan antariksa mereka 'to deceive''. Bukti itu jelas akan dipandang lemah. Sedangkan apabila trik ini tidak bekerja, kita tidak akan percaya pada NASA, tapi dengan bukti yang jelas akan dipandang kuat karena merupakan pengakuan dari pihak NASA sendiri. Tentu saja para konspirator di dalam NASA tidak akan mau kubu pendukungnya punya bukti yang lebih lemah dibandingkan milik kubu penentangnya, bukan? Karena itu akan sangat merugikan mereka. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para konspirator di NASA—jika mereka benar-benar ada—tidak akan secara sengaja serta terang-terangan menaruh kata bahasa Ibrani yang bermakna 'to deceive' pada nama badan antariksa mereka.


Apakah anda masih ragu? Baiklah, mari kita beranjak ke metode pembuktian logis berikutnya, yakni pengaplikasian logika pada kasus lain yang berasal dari tipe sama. Mengapa? Sebab dua kasus yang setipe tentunya harus dipandang menggunakan kacamata standar yang sama pula. Jika tidak, kita akan terjebak dalam double standard fallacy. Logically Fallacious (n. d.) mendeskripsikan sesat logika ini sebagai 'penilaian terhadap dua situasi dengan menggunakan standar berbeda padahal seharusnya standar yang digunakan sama.'


Logika 'NASA = to deceive' secara jelas mengizinkan untuk mengambil sebuah kata dari suatu bahasa dan memaknainya dalam konteks bahasa lain, kemudian menganggap hasil pemaknaan tersebut sebagai makna sejati. Tidak ada dasar jelas dan kuat yang menegaskan bahwa logika ini hanya boleh digunakan dalam kasus NASA, jadi seharusnya kita boleh mengaplikasikannya dalam kasus-kasus lain.


Gambar 1.1. Logo brand MamaSuka. Diambil dari MamaSuka (n. d.)


Ini adalah merek bumbu instan asal Indonesia, MamaSuka. Dengan logika yang sama, kita bisa mengatakan nama MamaSuka bukan berasal dari kata bahasa Indonesia mama dan suka, melainkan dari kata bahasa Rusia мама / mama (ibu) dan сука / suka (jalang). Maka, dapat disimpulkan bahwa perusahaan pengelola merek MamaSuka mempromosikan kebencian terhadap ibu.


Gambar 1.2. Gambar Promosi Perusahaan Kontool. Diambil dari Kontool (2019).


Ini adalah perusahaan rintisan asal Jerman yang bergerak di bidang produksi perangkat lunak untuk keperluan akuntansi dan perpajakan, Kontool. Dengan logika yang sama, kita bisa mengatakan nama Kontool bukan berasal dari kata bahasa Jerman konto (rekening) dan kata bahasa Inggris tool (alat) seperti yang telah dijelaskan oleh pihak Kontool (Ekawati, 2019), melainkan dari kata bahasa Indonesia k*nt*l (alat kelamin pria). Maka, dapat disimpulkan bahwa perusahaan Kontool memiliki bisnis prostitusi terselubung.


Gambar 1.3. Foto Desa Asuka di Nara, Jepang. Diambil dari Nara Chousonkai (n. d.)


Ini adalah Asuka-mura / 明日香村, apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan menjadi 'Desa Asuka.' Dengan logika yang sama, kita bisa mengatakan nama desa ini bukan berasal dari kata bahasa Jepang ashita / 明日 (hari esok) dan kaori / 香り (aroma), melainkan dari kata slang bahasa Indonesia asu (anjing) dan sufiks bahasa Indonesia 'ka/kah' yang bertujuan menegaskan pertanyaan. Maka, dapat disimpulkan bahwa pemberi nama Desa Asuka telah menghina desa tersebut.


Ketiga contoh kasus di atas hanyalah segelintir dari sekian banyak kasus di mana sebuah nama dalam suatu bahasa dapat dimaknai secara berbeda dalam konteks bahasa lain. Meski demikian, para pembuat cocoklogi 'NASA = to deceive' sama sekali tidak menyinggung soal itu. Maka, bisa disimpulkan bahwa para pembuat cocoklogi tersebut tidak menerapkan logikanya dalam kasus-kasus lain yang setipe. Mereka terjebak dalam double standard fallacy. Pertanyaannya, mengapa mereka tidak menerapkan logikanya dalam kasus-kasus lain yang setipe? Mustahil 'otak jenius' mereka tidak menyadarinya. Jawaban yang paling masuk akal—setidaknya bagi saya—adalah karena jika logika tersebut diterapkan ke kasus-kasus lain, hasilnya akan terkesan 'maksa' dan 'tidak masuk akal,' bahkan bagi diri mereka sendiri.


Dari seluruh pembuktian secara logis yang telah dilakukan di atas, dapat diraih kesimpulan akhir bahwa klaim 'NASA berarti 'to deceive'' cacat secara logis. Sebenarnya, klaim ini juga cacat secara kebahasaan. Namun, penjelasan mengenai hal tersebut tidak akan saya akan saya bahas di sini demi menghindari artikel yang terlalu panjang. Selengkapnya akan saya bahas di bagian kedua dari artikel ini: "MC #1 (Bagian 2): Benarkah NASA Berarti 'To Deceive?' Bantahan Secara Kebahasaan."


Daftar Pustaka


Auli, R. C. (2023, December 07). Bunyi dan Unsur Pasal 378 KUHP tentang Penipuan. https://www.hukumonline.com/klinik/a/pasal-378-kuhp-tentang-penipuan-lt6571693c4c627/


Ekawati, Arti (2019). Kini... Kontool Tahu Mengapa Startup Mesti 'Berpikir Besar.' https://www.google.com/amp/s/amp.dw.com/id/kini-kontool-tahu-mengapa-perusahaan-startup-harus-berpikir-besar/a-50273724


Kontool (2019). Kontool just got ... bigger and stronger! (Or more informative!) What is kontool?! Kontool is doing hard work ... for you! English fact sheet released: https://www.kontool.de/en [Image attached] [Facebook post]. Facebook. https://www.facebook.com/602827846412112/posts/2836184833076391/?mibextid=rS40aB7S9Ucbxw6v


Logically Fallacious (n. d.). Double Standard. https://www.logicallyfallacious.com/logicalfallacies/Double-Standard


WorldData (n. d.). Hebrew - Worldwide Distribution. https://www.worlddata.info/languages/hebrew.php 


[Untitled illustration of the logo of MamaSuka]. MamaSuka. https://mamasuka.com/


[Untitled photo of Asuka Village]. Nara Chousonkai. https://nara-chousonkai.jp/pages/74/



Post a Comment